Oyong merupakan tanaman semusim, tanaman yang hampir seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Buah muda, pucuk daun dan bakal bunga memiliki rasa dan kandungan vitamin yang baik untuk dikonsumsi. Budidaya Oyong dilakukan di sawah-sawah atau tegal, bersamaan dengan budidaya pare, mentimun dan sayuran lainnya. Karena Oyong merupakan tanaman memanjat, maka dibudidayakan di atas bedengan, dengan ajir dan tali pengikat sebagai panjatan.
Dibanding dengan tanaman mentimun, tanaman Oyong relatif lebih tahan terhadap serangan cendawan fusarium maupun bakteri pseudomonas. Namun Oyong, sama halnya dengan pare, sangat rentan terhadap gangguan larva kepik Lepidoptera terutama Hypercompe albicornis, yang akan menghabiskan seluruh daun Oyong, hingga tinggal batang dengan sulurnya.
Oyong dibudidayakan dengan benih biji. Buah Oyong memproduksi benih dalam volume sangat besar. Biji Oyong mirip dengan biji semangka, namun ukurannya lebih besar. Bentuk biji Oyong seperti biji labu, hanya warnanya bukan putih melainkan hitam.
Persyaratan Tumbuh Oyong :
Beberapa persyaratan yang harus di lakukan supaya pertumbuhan Oyong Hibrida dapat berjalan dengan baik.
Tipe Tanah : tanah lempung hingga lempung berliat yang mengandung bahan organik.
pH tanah optimum : 5,5 - 6,5
Ketinggian tempat : 100 - 700 dpl
Syarat lain : lokasi terbuka oleh sinar matahari dan drainase air lancar.
Contoh Varietas Oyong :
Hercules F-1
Vigor tanaman rimbun dan produktif. Warna buah hijau dengan rasa daging buah manis. Buahnya berukuran panjang 50 -55 cm dan diameter 4 - 5 cm. Bobot per buah 200 - 300 gram. Panen awal dapat dilakukan ketika tanaman berumur 35 - 40 HST. Potensi produksi sekitar 35 - 38 ton/ha.
Samson F-1
Varietas samson F-1 tergolong produktif. Buahnya berwarna hijau dengan ukuran panjang 30 - 35 cmdan diameter 4 - 5 cm. Bobot per buah sekitar 200 -250 gram. Buah oyong sudah bisa di apanen ketika tanaman berumur 46 HST. Potensi produksi sekitar 27 - 31 ton/ha.
Prima F-1
Varietas ini tergolong produktif dan berumur genjah( bisa cepat panen ). Warna buah hijau terang dengan rasa manis dan bertekstur lembut. Buahnya berukuran panjang 35 - 45 cm dan diameter 4 cm. Bobot per buah sekitar 200 - 250 gram. Buahnya sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 35 - 40 HST. Potensi produksi 30 - 35 ton/ha.
Persemaian Oyong :
Kebutuhan benih per hektare sekitar 2.000 - 2.200 gram.
Media semai yang di gunakan berupa tanah steril dua bagian dan pupuk kandang satu bagian.
Penyemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
Campur tanah dan pupuk kandang, lalu aduk rata ayak menggunakan ayakan pasir.\
Sediakan plastik polibag berukuran 6 X 10 cm yang sudah di lubangi di kedua pojok dasarnya.
Siapkan tempat persemaian. Pilih lokasi yang terbuka dan jauh dari gangguan binatang.
Masukkan media semai ke dalam polibag dengan agak memadatkan setengah bagian bawahnya. Susun dengan rapi dan rapat di tempat persemaian.\
sehari sebelum tanam siram media semai dengan How Harvet 1 ml/l air hingga seluruh bagian media basah.
rendam benih selama enam jam. setelah itu tiriskan dan bungkus menggunakan kain katun yang lembab.
peram bungkusan benih tersebut di tempat yang hangat selama 18 jam. Paling ideal jika benih di peram di dalam kotak yang di beri lampu pijar berdaya 15 - 25 watt agar temperatur di dalamnya terkondisikan pada 30 - 32o C.
Tancapkan benih oyong satu per satu di permukaan media semai dengan kemiringan 45o . Ujung benih yang lancip atau bakal kutikula keluar harus mengarah ke bawah. Setelah itu, timbun dengan sisa media semai setebal 1 cm.
Siram persemaian dengan hati-hati. Setelah itu, tutup permukaannya dengan karung, daun pisang, atau plastik selama 3 - 4 hari atau sampai benih mulai berkecambah.
Merawat persemaian di lakukan dengan cara sebagai berikut.
Setelah benih berkecambah dan penutup sudah di buka, lakukan penyiraman secara rutin.
Jika di temukan penyakit rebah bibit ( dumping off ) yang di tandai dengan munculnya busuk basah di pangkal batang yang menyebabkan bibit rebah, semprotkan benlate 1 g/l air atau Topsindo 2 g/l air.
Setelah berumur 12 - 14 HST atau sudah memiliki daun sejati sebanyak dua helai, bibit oyong siap di tanam di lahan.
Penanaman Oyong :
Penyiapan Lahan
Bersihkan lahan dari gulma dan semak pengganggu.
Sebar kapur pertanian jika pH tanah kurang dari 5,0. Untuk menaikkan 1 point pH tanah di perlukan kapur pertanian sebanyak 2 ton/ha.
Lakukan pembajakan dan pencangkulkan lahan.
Buat bedengan sederhana dahulu dengan ukuran lebar bedengan 220 cm, lebar selokan 50 - 60 cm, dan tinggi bedengan 15 - 20 cm.
Tentukan kebutuhan pupuk dengan standar dosis untuk satu hektare lahan. Pada penanaman oyong hibrida, ada dua aturan menggunakan pupuk, yaitu untuk sistem penanaman menggunakan mulsa plastik hitam perak dan untuk sistem penanaman tanpa menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Aturan Pemupukan pada sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Jika sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak, kebutuhan pupuk dan cara aplikasinya sebagai berikut.
Dosis penggunaan pupuk kimia per hektare untuk pupuk kandang 3 ton, Urea 200 kg, ZA 50 kg, SP-36 200 kg, KCL 150 kg.
Sebar pupuk kandang disisi kanan dan kiri bedengan, masing-masing selebar 40 cm dari tepi bedengan. Aduk - aduk ke dalam tanah.
Campurkan semua pupuk kimia hingga rata. Sebarkan di sisi kanan dan kiri bedengan seperti halnya pengaplikasian pupuk kandang. Aduk - aduk ke dalam tanah.
Semprotkan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbunkannya di sisi kanan dan kiri bedengan sehingga membentuk dua guludan di sisi bedengan dengan ukuran lebar selokan 50 - 60 cm, dan tinggi guludan 30 - 35 cm dari dasar selokan.
Ratakan permukaan bedengan. Belah mulsa plastik hitam perak hingga lebarnya menjadi 60 cm. Pasang mulsa plastik hitam sebagai penutup guludan.
Buat lubang tanam dengan jarak 50 - 60 cm menggunakan sistem single row yaitu hanya satu baris tanaman dalam satu guludan.
Jumlah populasi per hektare sekitar 10.000 - 11.000 tanam.
Aturan pemupukan pada sistem tanam tanpa menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Jika sistem tanam tidak menggunakan mulsa plastik hitam perak, kebutuhan pupuk dan cara aplikasinya sebagai berikut.
Dosis penggunaan pupuk kimia per hektare untuk pupuk kandang 3 ton, Urea 50 kg( dasar ) 50 kg (15 - 20 HST) 100 kg (30 - 35 HST) 50 kg (45 - 50 HST), ZA 50 kg (15 - 20 HST), SP-36 200 kg ( Dasar ), KCL 50 kg ( Dasar ) 50 kg ( 15 - 20 HST ) 50 kg ( 30 - 35 HST ).
Sebarkan pupuk kandang secara marata di sisi kiri da kanan bedengan , aduk-aduk ke dalam tanah.
Campur pupuk kimia dasar, aduk rata. Segera sebarkan di sisi kiri dan kanan bedengan, kemudian aduk-aduk ke dalam tanah.
Sempurnakan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbukannya di sisi kiri dan kanan bedengan sehingga terbentuk dua guludan 50 -60 cm, lebar selokan 50 - 60 cm, dan tinggi guludan 30 - 35 cm dari dasar selokan.
Buat lubang tanaman dengan jarak 50 - 60 cm menggunakan sistem single roe atau satu baris tanaman dalam satu guludan.
Penanam Bibit
Sebelum tanam, siram persemaian hingga basah untuk mempermudah melepaskan bibit dari polibag.
Pada sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak, congkel tanah di lubang tanam sedalam 8 - 10 cm.
Lepaskan bibit beserta media perakarannya dengan hati-hati agar tidak pecah dan perakarannya tidak putus. caranya, remas polibag dengan tekanan ringan agar media agak memadat. Lepaskan dengan cara menarik bibit dari kantong polibag dengan hati-hati.
Tanam bibit beserta media tanamnya sebatas 1 - 2 cm di bawah daubn lembaga.
Jika masih berongga, timbun dengan tanah di sekitar dan sedikit di padatkan.
Lakukan penyiraman agar tanaman cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Pemupukan Susulan Oyong :
Pada umur 4 - 5 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Silver dengan takaran 10 ml/ 14 liter air. Aplikasikan Di tanaman Oyong Hibrida.
Pada umur 10 HST, lakukan pemupukan menggunakan larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasikan di lubang tanam sekitar pokok tanaman . setiap tanaman memperoleh sekitar 200 ml larutan NPK.
Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
Pada umur 25 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Plus dengan takaran 15 ml/ 14 liter air. Aplikasikan pada tanaman dengan menggunakan Hand sprayer.
Pada umur 40 - 45 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Gold dengan Dosis 15 ml/14 liter air.
Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
Jika pada saat produksi di jumpai banyak buah yang bengkok dan bentuknya abnormal, lakukan pemupukan kimia susulan menggunakan urea 100 kg/ha. Aplikasikan di samping tanaman dengan jarak 15 - 20 cm dari pokok tanaman.
Pemeliharaan Tanaman Oyong :
Pemangkasan Cabang
Apabila tumbuh banyak cabang di ketiak daun, Lakukan pemangkasan cabang. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat. Sisa cabang lainnya yang tumbuh di batang hingga ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah harus di pangkas. Pemangkasan di lakukan ketika cabang masih pendek, sekitar 3 - 5 cm. Sebaliknya, cabang yang tumbuh di atas batas 1,5 m dibiarkan tumbuh.
Pembuatan Para-para
Buat para-para setinggi 2 m dan lebar 2 m sebagai tempat merambat tanaman.
Para-Para dibuat dari bambu.
Buat anyaman bilah-bilah bambu ( galar ) dan tali nilon di bagian atas para-para sebagai tempat merambat tanaman ketika masa produksi.
Pemberian Ajir rambatan
Untuk membantu tanaman tumbuh ke atas hingga merambat ke para-para, perlu di pasang ajir rambatan untuk setiap tanaman.
Ajir di buat dari bilah bambu dan tidak perlu terlalu kuat karena sudah ada para-para. Panjang ajir sekitar 210 cm dan tebal 2 - 3 cm.
Pengikatan Tanaman
Tanaman oyong sebenarnya sudah memiliki sulur sebagai sarana mengikatkan diri pada rambatan. Namun, sebelum mencapai para-para, tanaman perlu di bantu merambat ke atas secara teratur sehingga tidak saling tindih.
Lakukan pengikatan tanaman pada ajir menggunakan tali ravia setiap 30 - 35 cm sepanjang ajir.
Jika setelah merambat di para-para, arah pertumbuhan tanaman tidak teratur dan saling tindih perlu di arahkan dan diikatkan ke galar para-para.
Sanitasi lingkungan
Lakukan penyiangan rumput dan gulma secara rutin, termasuk hamparan di bawah para-para. Penyiangan perlu di lakukan, terutama pada musim hujan. Pasalnya, sanitasi yang kurang baik akan meningkatkan serangan penyakit pada tanaman.
Pengairan
Pada musim kemarau, lakukan penyiraman secara berkala untuk menjaga kelembapan tanah.
Pada musim hujan, perhatikan saluran drainase agar air bisa mengalir lancar, sehingga air tidak menggenangdi selokan.
Hama dan Penyakit Dominan Pada Tanaman Oyong :
Ulat Perusak Daun
Ulat ini bernama Spodoptera litura. Ulat ini berwarna cokelat muda kehijauan dengan totol-totol di setiap ruas buku badannya. Serangan hama ini menyebabkan produksi tanaman oyong menurun. Daun oyong yang terserang ulat ini akan berlubang-lubang tak teratur. selain daun yang sudah tua, kadang-kadang ulat ini juga melahap pucuk tanaman oyong.
Pencegahan :
Lakukan sanitasi lahan yang benar.
Pasang perangkap kupu-kupu dibeberapa tempat. Caranya, balurkan perangkap kupu-kupu yang berbentuk lem, seperti Cherry Glue dan Glumon, menggunakan kuas ke botol bekas air mineral atau potongan pipa PVC.
Pemberantasan :
Jika sudah tampak gejala serangan, semprot dengan insektisida yang tepat sasaran.
Contoh insektisida yang bisa di gunakan di antaranya Descis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Detacron 500 EC, Buldok 25 EC, dan methamidophos 50 %.
Kumbang Perusak Daun
Kumbang perusak daun ini bernama Phaedonia sp. kumbang ini berukuran kecil dengan panjang 6 - 9 mm. Warna badanya bervariasi antara hitam, merah, dan kuning keemasan. Memiliki pelindung sayap yang keras dan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman dengan cara memakan daun yang masih muda. Kumbang ini memakan daun hanya sedikit, tetapi meninggalakan bekas bulat kecil di beberapa daun.
Pencegahan :
Hindari menanam berdekatan dengan tanaman oyong yang lebih tua dan banyak serangan hama ini.
Pemberantasan :
Semprot dengan insektisida yang tepat untuk hama kumbang.
Insektisida yang bisa di gunakan di antaranya Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Detacron 500 EC, dan Metamidophos 50 %. Gunakan sesuai dengan dosis yang tertera pada label kemasan.
Mites
Hama penyebab mites ini sejenis tugau yang bernama Tetranychus sp. Hama ini suka bergerombol di balik daun, dari daun yang tua mengarah ke daun yang muda. Serangan hama ini menyebabkan daun mengeras dan meninggalkan karat-karat di permukaan bawah daun.
Pencegahan :
Gunakan mulsa plastik hitam perak.
Hindari menanam berdekatan dengan tanaman tua yang terserang hama ini.
Pemberantasan :
Semprot dengan pestisida yang tepat jenis dan tepat sasarannya.
Pestisida yang bisa di gunakan di antaranya Samite 135 EC, Omite 570 EC, dan Kelthane 200 EC. Gunakan dosis sesuai dengan petunjuk yang tertaera pada label kemasan.
Downy Mildew
Penyakit downy mildew di sebut juga penyakit embun bulu. Penyakit ini disebabkan oleh Pseudoperonospora cubensis. Serangan ini menyebabkan daun oyong menguning berbentuk kotak-kotak mengikuti alur tulang daun. Lama-kelamaan daun yang terserang menjadi kering. Perkembangbiakan jamur ini sangat cepat pada keadaan udara panas dan lembap, yaitu musim hujan yang sering panas tiba-tiba.
Pencegahan :
Lakukan sanitasi lahan dengan benar.
Hindari menanam berdekatan dengan tanaman sejenis yang sudah tua.
Pemberantasan :
Jika di temukan gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat.
Fungisida yang bisa di gunakan di antaranya Score 250 EC, Bion M 1/48 WP, Detazeb 80 WP, Manzate 82 WP, dan Previcur N. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
Powdery Mildew
Penyakit yang disesbabkan Erysiphe sp. ini disebut juga penyakit embun tepung. Serangan ini menyebabkan daun berbercak kuning dengan serbuk putih meyerupai tepung yang menempel di permukaan daun. Perkembangannya menjadi sangat cepat jika kondisi udara panas dan lemabab, yaitu musim hujan yang sering panas tiba-tiba. Akibat serangannya bisa sangat merusak daun.
Pencegahan :
Perbaiki saluran drainase.
Lakukan sanitasi lingkungan secara teratur.
Hindari menanam berdekatan dengan tanaman sejenis dan sefamili yang lebih tua dan memperlihatkan gejala serangan penyakit ini.
Pemberantasan :
Ketika Gejala awal muncul, segera semprot dengan fungisida yang tepat untuk penyakit ini. Arahkan mata Spray lebih dominan ke permukaan daun bagian bawah.
Fungisida yang bisa di gunakan di antaranya Score 250 C, Chocrick 25 WP, Topsindo 70 WP, Topsin 70 WP, Antracol 70 WP, dan Previcur N. Untuk memperoleh hasil yang maksimAl dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit bisa di tambahkan Calsium MULTI-CAL dengan dosis 5 sendok per 14 liter air.
Panen dan Pascapanen Oyong :
Panen bisa dimulai ketika tanaman berumur 40 - 45 HST.
Gunakan gunting stek atau pisau tajam untuk memetik buah, karena tangkai buah bersifat liat dan berkayu.
Pilih buah sesuai kriteria permintaan pasar.
Lakukan sortasi berdasarkan grade pada umumnya, yaitu : grade A untuk buah oyong berbentuk lurus, kulit mulus, dan ukuran sesuai permintaan. Grade B untuk buah oyong berbentuk bengkok , kulit mulus, dan semua ukuran.
Perlakuan untuk grade A : potong rata tangkai buah sepanjang 1 cm dari pangkal buah. Susun dengan rapi yaitu dengan memosisikan ujung bertemu tangkai agar tidak saling melukai kulit buahnya. Susun di dalm boks plastik berkapasitas 20 kg atau 40 kg. Buah oyong grade A ini kusus untuk memenuhi permintaan supermarket.
Perlakuan untuk grade B : potong tangkai buah secra merata spanjang 1 cm. susun secara merata sepanjang 1 cm. Susun secara rapi di dalam kantong plastik. Buah oyong Grade B biasanya di jual ke pasar tradisional.