Paria atau biasa disebut pare, merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi dan peluang pasar cukup luas mulai dari pasar tradisional hingga swalayan atau supermarket. Buah muda pare biasa dikonsumsi sebagai bahan sayuran maupun lalapan. Selain itu pare dapat digunakan sebagai campuran untuk ramuan jamu.
Paria (Momordica charantia) berasal dari India Barat dan Burma. Di Indonesia, pengembangan dan pembudidayaannya disebarluaskan oleh orang-orang Belanda. Tanaman yang biasa disebut pare ini termasuk salah satu jenis sayuran yang berpotensi komersial bila dibudidayakan secara intensif karena nilai ekonomisnya cukup tinggi.
Selain merupakan komoditas usaha tani yang menguntungkan, pare juga mengandung gizi tinggi dan lengkap serta berkhasiat sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Paria biasa tersaji sebagai sayur penambah nafsu makan di Jawa Barat. Tak hanya di Indonesia, paria dikenal sebagai panasea di berbagai belahan bumi.
Persyaratan Tumbuh Paria
Beberapa persyaratan yang di butuhkan untuk proses pertumbuhan pada Paria Hibrida.
Tipe Tanah : tekstur lempung, lempung berpasir hingga lempung berliat masih cocok untuk jenis tanaman ini, asalkan masih mengandung bahan organik.
pH tanah optimum : 5,5 - 6,5.
Ketinggian tempat : 100 - 700 m dpl.
Syarat Lain : Lokasi terbuka sehingga bisa menerima sinar matahari langsung dan drainase air lancar.
Contoh Varietas Paria
Purnama F-1
Varietas ini di sebut juga paria cucuk. Vigor tanaman rimbun dan bandel. Warna buah putih dan rasa daging buah cukup pahit. Buahnya berukuran panjang 25 - 30 cm dan diameter 5 - 7 cm. Bobot per buah rata-rata 300 - 350 gram. Lebih cocok di tanam di dataran rendah. Buah sudah dapat di panen ketika umur 42 - 45 HST. Potensi produksi sekitar 28 - 30 ton/ha.
Siam-71 F1
Tanaman kuat, buah lebat, dan produktif. Warna buah hijau pucat dengan rusuk buah yang k\jelas. Buahnya berukuran panjang 20 - 25 cm dan diameter 5 - 7 cm. Bobot per buah rata-rata 200 - 250 gram. Buah paria dari varietas ini sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 42 - 45 HST. POtensi produksi 20 - 22 ton/ha.
Giok-9 F-1
Tanaman kuat dan produktif. Warna buah huijau tua denga rusuk buah yang tegas. Daging buah tebal dengan rasa tidak terlalu pahit. Buahnya berukuran panjang 18 - 20 cm dan diameter 7 - 8 cm. Bobot perbuah rata-rata 300 - 350 gram. Buah paria sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 42 - 45 HST. Potensi produksi 22 - 25 ton/ha.
Persemaian Paria :
Kebutuhan benih per hektare sebanyak 2.000 - 2.200 gram.
Siapkan media semai berupa campuran tanah steril sebanyak dua bagian dan pupuk kandang matang sebanyak satu bagian.
Lakukan penyemaian dengan tahapan sebagai berikut.
Ayak tanah dan pupuk kandang, kemudian aduk hingga tercampur rata.
Siapkan polibag ukuran 6 x 10 cm, lalu lubangi kedua pojok dasarnya.
Siapkan tempat persemaian berupa bedengan selebar 100 cm dan tinggi 15 - 20 cm. Beri penyekat dari bilah bambu di sisi-sisi bedengan agar polibag bisa tersusun rapi.
Isikan media semai ke dalam polibag, lalu susun di tempat persemaian secara rapi dan rapat.
Sehari sebelum tanam, siram media semai dalam polibag menggunakan larutan How Harvet plus dengan dosis 1 ml/l air hingga basah sampai bagian dasarnya.
Rendam benih dalam air hingga enam jam, lalu tiriskan. Bungkus benih menggunakan kain katun yang lembab.
Peram bungkusan benih di tempat yang hangat selama 18 jam. Pemeraman benih juga bisa dilakukan di dalam kotak yang di beri lampu pijar 15 - 25 watt agar temperatur terkondisiskan pada 30o C- 32o C.
Tanam benih satu per satu benih di permukaan media semai dengan posisi miring 45o dan ujung benihyag lancip mengarah ke bawah . Timbun benih dengan sisa media semai setebal 1 cm.
Siram dengan air hingga lembap.
Tutup permukaan persemaian dengan kain karung, daun pisang atau plastik. Biarkan selam 2 - 3 hari hingga benih berkecambah.
Lakukan perawatan persemaian dengan cara sebagai berikut.
Buka penutup persemaian, lakukan penyiraman secara teratur dan rutin untuk menjaga kelembapan media.
Jika ada serangan penyakit rebah bibit ( dumping off ) semprotkan larutan benlate dengan dosis 1 g/l air atau How Harvet plus dengan dosis 2 ml/l air. Gejala dumping off di antaranya muncul bercak basah berwarna cokelat kehitaman di pangkal batang yang menyebabkan bibit rebah.
Bibit bisa di tanam setelah berumur 12 - 14 HST atau sudah memiliki dua helai daun sejati.
Penanaman Paria :
Penyiapan Lahan
Bersihkan lahan dari gulma dan semak penganggu.
Taburkan kapur pertanian jika pH tanah kurang dari 5,0. Untuk menaikkan 1 point pH tanah di perlukan 2 ton /ha.
Lakukan pembajakan atau pencangkulan lahan.
Buat bedengan sederhana dahulu dengan ukuran lebar bedengan 220 cm, lebar selokan 50 - 60 cm, dan tinggi bedengan 15 - 20 cm.
Tentukan kebutuhan pupuk dengan standar dosis untuk satu hektare lahan.
Penanaman
Sebelum tanam, siram persemaian hingga basah agar bibit mudah di lepaskan dari plastik polibag.
Pada sistem tanam menggunakan mulsa plastik hitam perak , congkel tanah di lubang tanam sedalam 8 - 10 cm.
Lepaskan bibit beserta media perakarannya dengan hati-hati agar tidak pecah dan perakarannya tidak putus. Caranya, remas polibag denga tekanan ringan agar media sedikit memadat. Lepaskan dengan cara menarik bibit dari kantong plastik polibag dengan hati-hati.
Tanam bibit tanpa plastik polibag satu persatu sebatas 1 - 2 cm di bawah daun lembaga.
Jika masih berongga, timbun dengan tanah di sekitarnya dan sedikit di padatkan.
Lakukan penyiraman untuk mempercepat tanaman bveradaptasi dengan lingkungan barunya.
Pemupukan Susulan Paria :
Sistem Pemupukan Menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak
Pada umur 4 - 5 HST, aplikasikan teknologi How Harvet plus, dengan dosis 2 ml/l air . Semprotkan pada pagi atau sore hari.
pada Umur 10 HST, lakukan penyiraman larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasikan di lubang tanam sekitar 200 ml larutan NPK per tanaman.
Pada Umur 25 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Silver dengan dosis 2,5 ml/l air dengan cara di semprotkan padatanaman.
Pada Umur 40 - 45 HSt, aplikasikan How Harvet Gold dengan dosis 3 ml/l air. Pada aplikasi kali ini di maksudkan agar tanaman dapat tumbuh dengan teratur dan bisa tahan terhadap serangan penyakit .
Jika pada saat tanaman berproduksi di jumpai banyak buah yang bengkok engan bentuk abnormal, segera lakukan pemupukan susulan sebanyak dua kali masing-masing pupuk urea dengan dosis 100 kg/ ha. Aplikasikan saat tanaman berumur 30 - 50 HST. taburkan urea di lubang pupuk yang berjarak 20 - 25 cm dari pokok tanaman.
Sistem Tanam Tanpa Menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak.
Pada umur 4 - 5 HST, aplikasikan teknologi How Harvet plus, dengan dosis 2 ml/l air . Semprotkan pada pagi atau sore hari.
pada Umur 10 HST, lakukan penyiraman larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasikan di lubang tanam sekitar 200 ml larutan NPK per tanaman.
Pada umur 15 - 25 HST, lakukan pemupukan susulan I menggunakan campuran pupuk urea 50 kg, ZA 50 kg, dan KCL 50 kg per hektare. Buat lubang atau alur pupuk di samping tanaman dengan jarak 10 - 15 cm dari pokok tanaman. Taburkan campuran pupuk di lubang tersebut, lalu tutup kembali dengan tanah.
Pada umur 25 HST, aplikasikan teknologi How Harvet Silver dengan dosis 2ml/l air.
Pada umur 30 -35 HST, lakukan pemupukan susulan II menggunakan campuran urea 100 kg dan KCL 50 kg per hektare. Buat lubang atau alur pupuk di samping tanaman dengan jarak 15 - 20 cm dari pokok tanaman. Taburkan campuran pupuk di lubang tersebut, lalu tutup kembali denga tanah.
Pada umur 40 HST, aplikasikan How Harvel Gold dengan dosis 3 ml/l air.
Pada umur 45 - 50, lakukan pemupukan susulan III menggunakan urea 50 - 100 kg/ha. Taburkan di lubang atau alur pupuk yang berjarak 20 - 25 cm di samping pokok tanaman, lalu tutup kembali dengan tanah.
Pemeliharaan Tanaman Paria :
Pemangkasan Cabang
Apabila tumbuh banyak cabang di ketiak daun, lakukan pemangkasan cabang. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat. Sisa cabang lainnya yang tumbuh di batang hingga ketinggian 1,5 m dari permukan tanah harus di pangkas. Pemangkasan di lakukan ketika cabang masih pendek, sekitar 3 5 cm. Sebaliknya, cabang yang tumbuh di atas batas 1,5 m dibiarkan tumbuh.
Pembuatan Para-para
Buat para-para setinggi 2 m dan lebar 2 m sebagai tempat merambat tanaman.
Para-para di buat dari bambu.
Bagian atas para-para bisa menggunakan bilah bambu yang di kombinasikan denga tali ( untuk menghemat biaya bambu).
Pemberian Ajir Rambatan
Untuk membantu tanaman tumbuh ke atas hingga mermbat ke para-para, perlu di pasang ajir rambatan untuk setiap tanaman.
Buat ajir dari bilah bambu dan tidak perlu terlalu kuat atau tebal karena sudah ada para-para. Panjang ajir 210 cm dan tebal 2 - 3 cm.
Pengikatan Tanaman
Tanaman paria sebenarnya sudah memiliki sulur sebagai sarana mengikatkan diri pada rambatan. Namun sebelum mencapai para-para tanaman perlu di bantu merambat ke atas secara teratur sehingga tidak saling tindih.
Lakukan pengikatan tanaman pada ajir menggunakan tali rafia setip 30 - 35 cm sepanjang ajir.
Jika setelah merambat di para-para arah pertumbuhan tanaman tidak teratur dan saling tindih perlu diarahkan dan di ikatkan ke galar para-para.
Sanitasi lingkungan
Lakukan penyiangan rumput dan gulma secara rutin, termasuk hamparan di bawah para-para. Penyiangan perlu di lakukan, terutama pada musim hujan. Pasalnya, sanitasi yang kurang baik akan meningkatkan serangan penyakit pada tanaman.
Pengairan
Pada musim kemarau,lakukan penyiraman secara berkala untuk menjaga kelembapan tanah.
Pada musim hujan perhatikan saluran drainase agar air bisa mengalir denga lancar sehingga air tidak menggenang di selokan.
Hama dan Penyakit Dominan pada Tanaman Paria :
Hama Pengisap Buah
Hama pengisap buah paria memiliki nama Dasinus piperis. Hama ini berbentuk seperti kumbang berbadan panjang dengan ukuran 2 - 3 cm. Hama ini mengisap cairan yang terdapat pada buah muda. Serangannya menyebabkan buah menguning dibekas isapan dan sekitarnya. Buah paria yang terserang hama ini tidak layak di jual sehingga menjadi buah akpir.
Pencegahan:
Hindari menanam berdekatan dengan tanaman sejenis yang lebih tua.
Pemberantasan :
Jika populasi masih sedikit, ambil hama satu persatu, lalu gerus dan kubur. hama ini termasuk hama jinak.
Jika populasinya sudah banyak, semprot meenggunakan insektisida yang tepat dan usahakan di arahkan pada sasarannya.
Insektisida yang bisa di gunakan di antaranya Decis 2,5 EC, Akodan 350 EC, Prefection, Avidor 25 WP, Winder 25 Wp. Gunakan dosisi sesuai yang tertera pada label kemasan.
Lalat Buah
lalat Dacus sp. yang dewasa tidak merusak buah. Justru, larva lalat ini yang memakan daging buah hingga menyebabkan buah berlubang dan busuk di bagian dalam. Lalat betina dewasa akan menyimpan telurnya di buah muda . Seiring dengan perkembangan buah, telur akan menetas dan larvanya memakan daging buah. Karena itu, di permukaan buah yang terserang tidak akan di jumoai lubang.
Pencegahan :
Pasang perangkap lalat buah yang di tempatkan menyebar di seluruh areal. Perangkap buah ini bisa di buat menggunakan bahan - bahan murah seperti botol plastik bekas, atau potongn pipa PVC. cara membuatnya juga sangat sederhana. Langsung saja olesi satu persatu botol atau pipa PVC dengan lempelekat yang mengandung feromon, seperti merek Cherry Glue atau Glumon. Selain itu, gantungkan di beberapa tempat. Lalat dewasa akan terperangkap dan menempel di permukaan alat tersebut.
Pemberantasan :
Jika sudah tampak serangan hama ini, semprotkan insektisida yang tepat.
beberapa contoh insektisida yand digunakan adalah Buldok 25 EC, Decis 2,5 EC, dan Tokhution 500 EC. Gunakan Petrogenol Untuk menjerat lalat buah janta sesuai petunjuk pada label kemasan.
Downy Mildew
Penyakit downy mildew di sebut juga penyakit embun bulu. Penyakit ini di sebabkan oleh Pseudoperonospora cubensis. Penyakit ini merupakan momok bagi para petai paria , terutama pada saat eadaan udara panas dan lembab, yaitu usim hujan dan sering panas tiba-tiba. Serangan penyakit ini menyebabkan daun paria menguning mengikuti alur tulang daun.
Pecegahan :
Lakukan sanitasi lahan dengan benar.
Pada musim hujan, perbaiki saluran drainase agar aliran air menjadi lancar sehingga tidak ada air yang menggenang di areal kebun.
Pemberantasan :
Jika di temukan gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat.
Fungisida yang bisa dui gunakan di antaranya Anvil50 SC, Score 80 ml, Amistartop . Gunakan sesuai dosis anjuran.
Panen dan Pascapanen Paria :
Buah paria sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 42 - 45 HST.
Pilih buah yang sesuai dengan permintaan pasar.
Pada saat panen, jangan menumpuk buah terlalu banyak, karena kulit paria lunak sehingga mudah lecet.
Lakukan sortasi dengan memisahkan buah yang lurus dan mulus ( grade A ) dari buah yang bengkok dengan bentuk abnormal ( grade B ).
Susun buah paria Grade A dengan rapi di boks plastik kapasitas 20 kg. Caranya alasi dasar boks dengan kertas koran. Susun satu lapis buah paria, lalu lapisi dengan kertas koran, Lakukan terus hingga boks penuh. Janagn lupa setiap lapisnya di lapisi dengan kertas koran agar kulit buah tidak lecet.
Kemas buah yang termasuk grade B secara terpisah untuk di jual di pasar tradisional.