BUDIDAYA BROKOLI & BUNGA KOL - Brokoli dan Kembang Kol merupakan salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi, termasuk oleh orang Indonesia. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan, jadi sangat berpotensi apabila kita ingin mencoba melakukan bisnis budidaya brokoli.
Disamping itu budidaya brokoli sama sekali tidak sulit sama seperti tanaman sayur lainnya, tetapi yang perlu diperhatikan adalah pasokan air dan ketinggian lahan sebagai lokasi budidaya tersebut.
Disini akan berbagi Cara Bertanam Brokoli dan Bunga Kol (Brassica oleraceae var. Italica dan Brassica oleraceae var. Botrytis) dengan teknologi EMP.
A. Syaratan Tumbuh
1. Tipe tanah : lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan mengandung bahan organik.
2. – pH tanah optimum : 6,0-6,8.
3. Ketinggian tempat : 400-2.000 m dpl.
4. Persyaratan lain : lokasi terbuka dan mendapat sinar matahari penuh serta drainase lancar.
B. Contoh Varietas
1. Top Green F-1 (Brokoli)
Pertumbuhan tanaman kuat dan seragam. Bunga berbentuk kubah dan berwarna hijau. Bunga berdiameter 8-9 cm dengan tinggi 9-10 cm. Beratbunga 350-400 gram. Tahan cuaca panas, sehingga bisa ditanam di dataran sedang (400-800 m dpl). Panen pada 50-60 HST. Potensi produksi 12-14 ton per hektare
.2. Royal Green (Brokoli)
Pertumbuhan tanaman kuat, seragam, dan produktif. Bunga berbentuk kubahdan berwarna hijau. Bunga berdiameter 9-10 cm dengan tinggi 11-12 cm. Berat bunga 900-1.000 gram. Varietas ini direkomendasikan untuk ditanam di dataran tinggi (1.200-2.000 m dpl). Panen bisa dilakukan pada umur 60-70 HST. Potensi produksi 25-30 ton per hektare.
3. Milky F-1 (Bunga kol)
Pertumbuhan tanaman tegak, kuat, dan seragam. Bunga berbentuk kubah dan kompak. Bunga berwarbna putih dengan diameter 8-9 cm dan tinggi 8-9 cm. Berat bunga 500 gram.tahan suhu panas, sehingga bisa ditanam di dataran sedang (400-800 m dpl). Panen bisa dilakukan pada umur 50-60 HST. Potensi produksi 15-17 ton per hektare.
4. Luna F-1 (Bunga kol)
Pertumbuhan tanaman kuat dan seragam. Bunga berbentuk kubah, kompak dan tidak berbulu. Bunga berwarna putih gading dengan diameter 10-11 cm dan tinggi 10-11 cm. Berat bunga 900-1.000 gram. Cocok untuk ditanam di dataran tinggi (1.200-2.000 m dpl). Panen bisa dilakukan pada umur 60-70 HST. Potensi produksi 25-30 ton per hektare.
C. Penyiapan Bibit
1. Penyemaian Benih
Kebutuhan benih per hektare 250-300 gram.
Siapkan media semai dengan komposisi sebagai berikut.
– Tanah steril : 2-3 bagian
– Pupuk kandang matang : 1 bagian
Campur tanah dan pupuk kandang, laluayak menggunakan ayakan pasir.
Siapkan “bumbungan” semai, yakni semacam polibag tetapi di buat dari daun pisang. Kebutuhan bumbungan untuk persemaian 34.000-35.000 buah/ ha. Berikut cara pembuatan bumbungan.
– Belah daun pisang selebar 5 cm.
– Lingkarkan belahan daun pisang dengan diameter 4-5 cm, lalu sematkan dengan lidi hingga berbentuk “tabung” dengan diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm.
Siapkan tempat persemaian berupa bedengan dengan lebar 100 cm dan tinggi 15-20 cm. Di sisi-sisi bedengan di lengakapi dengan pembatas dari bilah bambu atau kayu. Tempat persemaian harus terbuka, mudah di awasi, jauh dari gangguan binatang, seperti ayam atau anjing.
Susun bumbungan di bedengan persemaian sambil mengisi media semai ke dalam bumbungan.
Sehari sebelum penanaman benih, media semai di bumbungan disiram larutan Agrobost dengan dosis 1 ml/l hingga lembab sampai di dasar bumbungan.
Tanam benih satu per satu di tengah media bumbungan secara berurutan dari ujung ke ujung agar tidak ada yang terlewat.
Timbun permukaan media bumbungan dengan selapis media semai setebal 0,5 cm.
Tutup permukaan persemaian dengan karung, daun pisan, atauplastik selama 3-4 hari atau sampai benih berkecambah.
2. Perawatan Persemaian
Buyka penutup persemaian jika benih sudah berkecambah. Siram secara rutin untuk menjaga kelembapan media persemaian.
Pada umur 15 hari, siramkan larutan Agrobost dengan dosis 1ml/ l air.
Jika ditemukan serangan penyakitr dumping off berupa bercak basah di pangkal batang yang menyebabkan bibit rebah, semprot bibit menggunakan fungisida Benlate dengan dosis 1 g/l air atauOrthocide dengan dosis 3 g/l air.
Pindah tanamkan bibit (transplanting) setelah berdaun sejati minimum tiga helai atau berumur 23-28 hari.
D. Penyiapan lahan
Bersihkan gulma dan sisa tanaman sebelumnya dari lahan.
Jika pH tanah kurang dari 5,0 lakukan pengapuran minimum 1 ton per hektare. Sebagai patokan, untuk menaikan 1 point pH tanah diperlukan 2 ton kapur pertanian (dolomit/kalsit).
Bajak atau cangkul lahan untuk membalik dan memecah agregat tanah.
Buat bedengan sederhana terlebih dahulu dengan ukuran lebar 90 cm, tinggi 17-20 cm, dan lebar selokan 40-50 cm.
Aplikasikan teknologi EMP I dengan dosis 2 liter Agrobost per 400 liter air per hektare. Semprotkan larutan EMP di sisi kiri dan kanan bedengan (bakal barisan tanaman). Saat aplikasi EMP, sebaiknya tanah dalam kondisi lembab.
Minimum tiga hari setelah aplikasi teknologi EMP, lakukan pemupukan dasar dengan acuan dosis sebagai berikut.
Tebar pupuk kandang di sisi kiri dan kanan bedengan, lalu aduk-aduk dalam tanah sambil menggemburkan tanah bedengan.
Campur ke empat pupuk kimia (Urea, ZA, SP-36, dan KCL), lalu tebar sesegera mungkin di sisi kiri dan kanan bedengan, seperti halnya pupuk kandang. Aduk-aduk pupuk ke dalam tanah.
Sempurnakan bedengan dengan mencangkul selokan dan menimbun tanahnya ke atas permukaan bedengan (setebal 3-5 cm) hingga tiggi bedengan menjadi 20-25 cm.
E. Penanaman
Buat lubang tanam dengan jarak 40 cm di dalam baris dan50 cm antar baris (doble row).
Populasi 30.000-32.000 tanaman per hektare.
Siram persemaian dengan air bersih hingga medianya lembab menjelang penanaman (transplanting).
Tanam bibit satu per satu dilubang tanam tanpa harus melepaskanya dari bumbungan (polibag dari daun pisang). Media perakaran beserta bumbungan ditanam sebatas 1-2 cm di bawah daun lembaga.
Lakukan penyiraman/pengairan untuk mempercepat adaptasitanaman di lingkunganya yang baru.
F. Pemupukan Susulan
Pada umur 10 hari setelah tanam (HST), lakukan penyiraman pupuk NPK dengan dosis 5 g/l air. Siram pupuk ke permukaan tanah di sekitar tanaman. Setiap tanaman memperoleh sekitar 200 ml larutan pupuk.
Pada umur 15 HST, aplikasikan teknologi EMP II dengan dosis 1,5 Agrobost per 300 liter air per hektaresemprotkan ke permukaan tanah dengan jarak 12-14 cm dari pokok tanaman.
Pada umur20 HST, lakukan pemupukan kimia susulan l. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan diantaranya Urea 150 kg/ha, ZA 100 kg/ha, dan KCL 100 kg /ha. Campur ketiga janis pupuk tersebut, lalu aplikasikan segara dengen cara ditugal atau ditebar melalui alur pada jarak 12-14 cm disamping pokok tanaman. Ututp kembali lubangatau alur pupuk dengan tanah. Lakukan penyiraman/pengairan untuk melarutkan pupuk kimia ke dalam tanah.
Pada umur 30 HST, aplikasikan teknologi EMP III dengan dosis 1,5 liter Agrobost per 300 liter air per hektare. Semprotkan ke permukaan tanah dengan 15-17 cm daripokok tanaman.
Pada umur 35 HST, lakukan pemupukan kimia susulan ll. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan antar lain Urea 100 kg /ha, dan KCL 50 kg/ha. Campur kedua jenis pupuk, lalu aplikasikan dengan caraq ditugal atau ditebar di alur yang dibuat 15-17 cm dari pokok tanaman. Tutup lubang atau alur pupuk dengan tanah.
Perhatian, aplikasi teknologi EMP tidak boleh bersmaan atau dicampur dengan pupuk kimia/pestisida. Beri jeda waktu minimum tiga hari. Saat aplikasi, baik EMP maupun pupuk kimia, sebaiknya tanah dalam kondisi lembab.
G. Pemeliharaan Tananaman
Penyulaman Tanaman
Pada penanaman brokolidan buga kol dengan sistem persemaian selalu ada beberapa tanaman yang mati, baik karena kegagalan adaptasi tanaman pasca transplanting maupun akibat serangan hama (terutama ulat tanah Agrotis sp.). pada umur 7 HST, periksa seluruh tanaman. Jika ditemukan ada tanaman yang mati, segera ganti dengan bibit yang baru.
Sanitasi Lahan
Lakukan penyiangan rumput dan gulma di sekitar tanaman (termasuk diselokan). Selain menjadi pesaing tanaman pokok dalam menyerap unsur hara tanah, gulma bisa jadi tempat berkembangbiaknya hama ulat.
Pengairan
– Aplikasi teknologi EMP dan pemupukan akan lebih optimal jika kondisi tanah dalam keadaan lembab stabil.
– Lakukan penyiraman/pengairan secara rutin untuk mencapai tujuan tersebut.
H. Hama dan Penyakit Utama pada Brokoli dan Bunga kol
1. Ulat Tanah (Agrotis sp.)
Ulat yang berwarna cokelat sampai cokelat kehitaman ini menyrang tanaman kecil yang baru dipindahkan ke lahan. Serangan biasanya terjadi malam hari, karena ulatini takut sinar matahari. Pangkal batang tanaman yang masih sangat sukulen digerek hingga putus. Akibatnya, tanaman mati karena sudah tidak memiliki titik tumbuh.
Pencegahan
- Lakukan sanitasi lahan secarabenar, termasuk di galengan atau parit sekitar lokasi lahan.
Pemberantasan
– Serangan hama biasanya dilakukan sedikit demi sedikit, segera berantas dengan insektisida Granul. Taburkan insektisida tersebut disamping pokok tanaman. Dosisnya sekitar 0,3-0,4 g per tanaman atau 6 kg insektisida Granul per hektare.
– Insektisida lain yang bisa digunakan di antaranya.
2. Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua)
Spodoptera litura berwarna hijau tua kecokelatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badanya. Ulat ini berukuran sekitar 15-25 mm. Sementara itu, Spodoptera exigua berukuran sama dengan S. Litura, tetapi warna tubuhnya hijau sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badanya. Kedua jenis ulat ini sering menyarang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang-lubag, terutama di daun muda.
Pencegahan
– Lakukan senitasi lahan dengan baik.
– Pasang perangkap kupu-kupu di beberapa tempat. Perangkap ini dapat dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang diolesi dengan semacam lem dengan merk dagang Charry Glue. Lem ini mengandung hormon seks kupu-kupu.
Pemberantasan
– Jika ditemukan serangan hama ini segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang dapat digunakan di antaranya Matador 25 EC, Curacron 500 EC, dan Buldok 25 EC.
– Gunakan sesuai dosis anjuran di label kemasan.
3. Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)
Ulat kecil ini berwarna hijau muda, panjang tubuhnya sekitar 7-10 mm. Ulat ini suka bergerombol saat menyerang tanaman dan lebih menyukai pucuk tanaman. Akibatnya, daun muda dan pucuk tanaman berlubang-lubang. Jika serngan sudah sampai ke titik tumbuh tunas, proses pembungaan akan sangat terganggu. Lebih parah lagi, bunga gagal berkembang.
Pencegahan
– Lakukan sanitasi (penyiangan) lahan dengan baik.
Pemberantasan
– Jika serangan hama ini sudah tampak, segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang bisa dipakai di antaranya Maech 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC, dan Buldok 25 EC.
– Gunakan sesuai anjuran di label kemasan.
4. Downy Mildew (Pseudowny Meodoperonospora sp.)
Penyakit ini suka menyerang tanaman brokoli dan bunga kol. Gejala awal berupa munculnya bercak kuning dengan bentuk kotak-kotak mengikuti alur tulang daun, dimulai dari daun tua. Semakin lama daun yang menguning semakin lebar dan mengarah ke daun yang lebih muda di atasnya.
Pencegahan
– Hindari menanam brokoli dan bunga berdekatan dengan tanaman yang berumur lebih tua dan terseraang penyakit ini.
– Perbaiki drainase lahan, terutama pada musim hujan.
– Lakukan sanitasi lahan secara rutin.
Pemberantasan
– Jika tampak gejala awal, segera seprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray ke permukaan daun atas ataupun bawah.
– Fungisida yang dapat digunakan antara lain Anvil 50 SC, Nimrod 250 EC, dan Score 250 EC.
– Gunakan sesuai dosis anjuran di label kemasan.
5. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora)
Penyakit ini menyerang tunas atau pucuk tanaman, baik sebelum berbunga maupun setelah bunga keluar. Gejala awal penyakit berupa bercak basah di tunas pucuk atau bunga. Selanjutnya, bercak meluas menjadi busuk basah hingga ke dalam batang dan sangat berbau busuk.
Jika menyerang sebelum berbunga, titik tumbuh mati sehingga tanaman tidak bisa berbunga. Jika menyerang saat berbunga, bunga menjadi rusak, busuk basah, dan berbau sangat tidak sedap. Penyakit busuk lunak sering menyerang saat musim hujan dan suhu udara sering di atas normal.
Pencegahan
– Lakukan sanitasi lahan dengan baik.
– Jika penanaman dilaksanakanpada musim hujan, jarak tanam dibuat lebar (50-55 cm). Selain itu, selokan diperlebar agar sirkulasi udara lancar.
Pemberantasan
– Jika ditemukan mulai tampak gejala serangan, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray lebih banyak ke tunas pucuk tanaman.
– Fungisida yang bisa digunakan di antaranya Bion-m 1/48 WP, Daconil 75 WP, dan Topsin M 70 WP.
– Gunakan sesuai dosis anjuran dalam label.
6. Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae)
Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Semula tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisinya segar. Pertumbuhan tanaman terhambat. Jika tanaman dicabut akan tampak benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakaranya. Bila tingkat seraganya sudah parah, tanaman sama sekali bisa berbuah.
Pencegahan
– Hindari penanaman di lahan bekas brokoli, bunga kol, dan familinya (kubis, sawi putih, dan sebagainya) yang terindikasi terserang penyakit.
– Lakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebabpenyakit ini.
– Aplikasikan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikan pH tanah).
Pemberantasan
– Hingga saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit ini terutama setelah menyeranga tanaman, kecuali pencegahan dari awal.
– Lakukan pencegahan secara ketat agar usaha tani brokoli dan bunga kolberjalan dengan sukses.
5. Panen dan Pascapanen
Panen bisa dilakukan pada umur 50-70 HST, tergantung pada varietas yang ditanam dan ketinggian tempat penanaman. Semakin tinggi dataran penanaman, semakin bertambah umur panenya.
Ciri-ciri bunga yang siap panen sebagai berikut.
– Bentuk bunga sudah seperti kubah (permukaana atas bunga sudah tidak rata lagi).
– Kepadatan bunga masih kompak, belum tampak adanya anak bunga yang mekar.
Panen dilakukan dengan cara memotong batang dengan menyertakan 3-4 helai daun.
Hasil panen dikumpulkan pada tempat yang teduh.
Untuk permintaan pasar supermarket, berikut tahapan pengerjaan setelah panen.
– Potong habis daun-daunya hingga batang dan bunga tampak jelas.
– Potong batang sebatas 10-15 cm dibawah bunga, tergantung pada besar kecilnya bunga.
– Lakukan pengemasan dengan cara membungkus bunga dengan menggunakan plastik wrapping. Bungkus rapat. Satu bunga satu kemasan.
– Susun rapi bunga di boks plastik untuk pengiriman selanjutnya.
Untuk permintaan pasar tradisional, berikut tahapan pengerjaan setelah panen.
– Angin-anginkan dahulu hasil panen selam 3-5 jam hingga kondisi daun agak layu.
– Tutupkan lembaran-lembaran daun ke bunganya satu per satu. Tujuanya, agar bunga terlindung dari gesekan dan tekanan.
– Susun rapi bunga di bak mobil dengan posisi buga dilindungi oleh daun-daunya. Brokoli dan bunga kol siap dikirim ke pasar.