Budidaya Tomat Konvensional Plus - Rata-rata produksi tomat nasional baru mencapai 12,64 ton per hektar, yakni 19,96 ton per hektar di jawa dan 8,37 ton per hektar di luar jawa.
Padahal, rata-rata produksi tomat di negara maju, seperti smerika serikat dan eropa, telah mencapai 100 ton per hektar. Kesenjangan produksi yang begitu besar, bisa di atasi dengan penggunaan varietas-varietas unggul baru atau hibrida yang mampu berproduksi tinggi dan tahan terhadap penyakit.
Selain itu, diperlukan teknik budi daya yang baik. Budidaya Tomat memang bisa dilakukan secara konvensional atau tanpa perlakuan khusus.
Namun demikian, teknik budi daya dinilai kurang mampu dalm mendukung produksi yang optimal dari varietas unggul yang ditanam.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan teknik budi daya konvensional plus, yakni menambahkan pemasangan mulsa plastik.
Teknik Budidaya Konvensional Plus yang baik bisa dilakukan dengan mengacu pada standar prosedur operasional (SPO) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, didalam berisi tentang pelaksanaan kegiatan produksi tomat. SPO tersebut memuat alur budi daya tomat, mulai dari penanaman hingga pascapanen.
Prinsipnya, pelaksanaan budi daya tomat meliputipengolahan lahan, pemasangan mulsa plastik, pembibitan, penanaman, pemasangan ajir,pemangkasan, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan penanganan pascapanen.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan lahan bertujuan memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gempur dan aerasi maupun drainase tanah menjadi lebih baik. Pengolahan lahan untuk bidi daya tomat meliputi pembersihan lahan (land clearing),pencangkulan atau pembajakan, serta pembuatan bedengan. Pengolahan lahan dilakukan setelah penentuan saat tanam dan sebelum dilakukanya penanaman bibit.
Untuk mempermudah pengolahan lahan, sekaligus mampu mendukung pertumbuhan tomat, pilih lokasi lahan yang bisa menyedikan pasokan air selama musim kemarau, serta memiliki draenase yang baik sehingga ketika musim hujan lahan tidak tergenang air. Genangan air memicu tumbuhnya bakteri dan jamur, karena kondisi lahanya cenderung lembab
a. PEMBERSIHAN LAHAN
pembersihan lahan bertujuan untuk menghilangkan semua bahan, benda, atau tunuhan yangbisa mengganggu penanaman tomat, seperti gulms, rumput-rumput liar, tanaman-tanaman besar, batu-batuan, dan batang-batang kayu. Pembersihan lahan bisa dilakukan dengan dua cara, yakni secaramanual menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu cangkul dan secara modern menggunakan mesin (traktor atau bolduzer.
Sisa hasil pembersihan lahan, seperti rumput liar dan gulma, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Caranya, benda-benda tersebut dimasukan kedalam tanah. Namun demikian, hanya benda-benda yang benar-benar sehat, tidak terkena penyakit, serta bukan tanaman yang bisamenjadi inang bakteri atau jamur, yang bisa dijadikan kompos.
b. PENCANGKULAN ATAU PEMBAJAKAN
Lahan yang sudah bersih bisa langsung dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30-40 cm. Kegiatan ini bertujuan agar tanah menjadi gempur, sehingga akar tanaman mudah menembus tanah guna mengambil zat-zat makanan. Selain itu, memudahkan pertukaran udara dan mengurangi kemungkinan adanya hama dan penyakit. Karena itu, ketika mencangkul tanah bisa dibolak-balik, sehingga bagian tanah yang akan terkena cahaya matahari dan bisa mematikan hama maupun penyakit. Setelah di cangkul Tu dibajak, tanah idiamkan selama 10 hari, sehingga bibit penyakit didalam tanah akan mati.
c. PEMBUATAN BEDENGAN
Setelah gempur, lahan bisa dibuat bedengan. Idealnya, bedengan memiliki lebar 100-120 cm, panjang 10-15 cm, dan tinggi 20-30 cm (ketika musim kemarau) atau 40-50 cm (ketika musim hujan). Sementara itu, jarak antarbedengan yang berfungsi sebagai parit ekitar 50-70 cm, tergantung pada musim. Ketika enanaman berlansung pada musim hujan, jarak antar bedengan bisa dibuat lebih luas lagi guna menghindari penyebaran bibit penyakit. Pada dasarnya, ukuran-ukuran tersebut bisa disesuakan dengan kondisi lahan.
Pembutan bedengan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Buat bedengan sementara (setengah jadi) dengan tinggi sekitar 10 cm.
2. Lakukan pemupukan awal dengan menggunakan pupuk kandang, pupuk NPK, serta kapur dolomit. Ketiganya ditaburkan secara merata di atas bedengan, lalu diratakan dengan cangkul, sehingga tercampur sempurna dengan tanah.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang dan NPK akan memperbaiki unsur hara dalam tanah. Sementara itu, pemberian kapur dolomit berguna untuk menetralkan PH tanah, meningkatkan kandungan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam tanah, sekaligus bisa
Pupuk kandang bisa berupa kotoran ayam pedaging dengan takaran 2 karung tiap bedengan. Pupuk kandang yang akan digunakan disarankan pupuk yang telah matang. Namun demikian, jika pupuk belum matang, bisa ditmabahkan anfus yang menganung bakteri pengurai.
Pupuk NPK yang digunakan sebanyak 1 ton per hektar.
Kapur dolomit yang digunakan sebanyak 2-4 ton per hektar.
3. Setelah itu, bedengan disempurnakan dengan cara menghaluskan dan meratakan bedengan. Ketinggian bedengan ditambah hinga 20-30 cm (ketika musim kemarau).
4. Padatkan tepi bedengan agar tanah tidak mudah longsor.
PEMASANGAN MULSA PLASTIK
Setelah bedengan selesai, tutup dengan mulsa. Mulsa berguna untuk mencegah pencucian pupuk oleh air, menjaga kelembaban tanah, menghindarkan tanaman dari percikan tanah, serta menekan pertumbuhan gulma. Sebelum berkembang mulsa plastik, petani tomat menggunakan daun tanaman bambu, kelapa, salak, enau, maupun jerami sebagai mulsa.
Saat ini, telah berkembang dan banyak digunakan mulsa plastik hitam perak dengan lebar 100-125 cm. Pemasangan mulsa plastik yang tepat dilakukan sebagai berikut ini.
Mulsa dipasang ketika matahari sedang bersinar dengan teriknya, sehingga mulsa dapat memuai dan akan menutup rapat bedengan.
Mulsa dipasang dengan bagian perak menghadap ke atas, sehingga dapat membantu pemantulan cahaya matahari yang bisa berfungsi sebagai sumber cahaya bagi daun-daun tomat di bagian bawah untuk melakukan fotosintesis. Selain itu, cara tersebut juga bisa mengurangi serangan kutu yang menularkan penyakit virus, seperti aphis dan thrips yang senang bersembunyi dibalik daun tomat.
Pemasangan mulsa sedikitnya dilakukan oleh empat orang. Mula-mula, mulsa dipasang dengan cara dua orang memegang masing-masing ujung mulsa pada masing-masing ujung bedengan. Dua orang lsinys masing-masing memegang sisi-sisi bedengan. Tarik tepi mulsa sehingga mulsa menutup seluruh bagian bedengan. Gunakan pasak dari bambu untuk mengaitkan sisi-sisi mulsa dengan bedengan sehingga mulsa tidak mudah terlepas. Pemasangan pasak dilakukan di sekeliling bedengan dariujung satu ke ujung lainya.
Setelah tu, mulsa terpasang didiamkan selama 2-3 minggu, agar proses fermentasi ataudekomposis tanah bisa berjalan lancar.
Kemudian, mulsa dilubangi dengan meggunakan alat pelubang mulsa berupa kaleng berdiameter 10 cm. Lubang dibuat sesuai jarak tanam, yakni 50-60 cm dalam barisan dan 70-80 antarbarisan. Jarak tanam berpengaruh pada terhadap tingkat kelembaban di sekitar tanaman, tingkat perkembangan patogen, seperti hama, jamur, virus, dan bakteri; tingat penggunaan unsur hara tanah; dan intensitas penerimaan cahaya matahari. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan peningkatan kelembaban tanah, sehingga bisa memicu tumbuhnya patogen. Selain itu, pertumbuhan tanaman jadi terhambat karena proses fotosintesis tidak berjalan sempurna.
Setelah mulsa sudah dilubangi, diamkan selama 3-4 hari atau seminggu. Sehingga gas didalam tanah hilang. Selanjutnya, bibit siap dimasukan kedalam lubang yang telah disiapkan. Disarankan, tenggat waktu antara tanah ditutup debgan mulsa dengan pemindahan bibit tidak terlalu cepat, sebab didalam mulsa sedang terjadi fermentasi atau dekpmposisi gas yang bisa menghambat pertumbuhan atau malah mematikan bibit yang ditanam.
PEMBIBITAN
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan bibit yang bermutu, sehingga budidaya tomat yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang terbaik. Tahapan-tahapan pembibitan sebagai berikut.
a.PENGADAAN BENIH
Pengadaan benih bertujuan untuk menyediakan benih tomat bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan dan waktu tanam. Selain itu, untuk menjamin diperolehnya benih yang sehat, mempunyai daya adaptasi yang baik, bebas hama dan penyakit, serta mampu tumbuh baik dan berprodsuksi optimal.
Umumnya, tanaman tomat diperbanyak secara generatif menggunakan biji. Agar menjadi benih yang berkualitas, prsyaratan yang harus dipenuhi biji sebagai berikut ini.
Harus bebas hama dan penyakit.
Harus murni atau bersih dari kotoran, tidak tercampur dengan benda-benda asing, sepeti pasir, biji-biji lain, atau benda lainya.
Memiliki daya tumbuh yang baik dengan daya kecambah di atas 85%.
Fisiknya utuh, tidak cacat, idak keriput, atau luka. Untuk mengetahui biji keriput atau tidak cukup merendanya dalam air, pilih biji yang tenggelam unuk dijadikan benih.
Benih atau biji tomat berkualitas bisa diperoleh melalui dua cara, yakni membuat sendiri atau membelinya di toko-toko pertanian. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membuat biji sendiri sebagai berikut ini.
Petik buah yang matangdan utuh dari pohon tomat yang memilki pertumbuhan baik da produksinya tinggi.
Diamkan tomat dalam wadah yang bersih selama 2-3 hari, sehingga akan merekah dan berair
Ambil biji-bijinya, lalu dicuci dengan air hingga bersih. Keringkan hingga kadar airnya tinggal 12%.
Biji-biji tersebut bisa langsung disemai atau disimpan terlebih dulu dalam wadah tertutup.
Sementara itu, ketika membeli benih di toko-toko pertanian, hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
Belilah benih di toko pertanian yang sudah terpercaya dalam menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan bersertifikat.
Benih ynag bersertifikat bisa diketahui dengan mengamati nomor seri yang terdapat pada belakang kemasan yang menunjukan keaslian benih.
Keuntungan memperoleh benih dengan cara ini adalah mutu benih lebih terjamin, sebab penangananya dengan menggunakan teknologi modern dan proses aeleksi dilakukan oleh para ahli pemuliaan tanaman yang kompeten. Bahkan tingkat kemurnian dari benih bisa di atas 80%. Selain itu, jika terdapat benih yang rusak atau tidak sesuai dengan sertifikat, bisa dikembalikan.
Selain itu, petani juga bisa menggunakan benih tomathibrida yang saat ini sudah mulai di edarkan di pasaran. Keunggulan benih hibrida sebagai berikut.
Buah yang dihasilkan lebih berkualitas dan memiliki bobot yang lebih berat.
Memiliki respon yang tinggi terhadap pemupukan.
Memiliki masa pertumbuhan yangsangat cepat.4. Produksi setiap tanaman dari setiap luas tanam lebih besar dibandingkan tomat biasa dengan perlakuan yang sama.
Meski demikian, benih hibrida ini juga memiliki kelemahan, yakni biaya perawatanya relatif besar, peka terhadap serangan hama dan penyakit. Bibit dari tanaman hibrida F1 maupun F2 dan seterusnya tidak bisa ditanam kembali karena kualitas dan kuantitasnya dipastikan terus menurun.
b. PERSEMAIAN BENIH
Setelah benih bermutu diperoleh, langkah berikutnya adalah melakukan persemaian benih. Sebelum benih di semaikan, sebaiknya benih direndam terlebih dahulu ke dalam air hangat-hangat kuku, sehingga benih mampu menghentikan maa istirahat (dormansi). Selain itu, untuk mematikan mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit, disarankan benih direndam dalam larutan fungisida.
Di sisi lain, hindari menanam benih langsung di lahan karena alasan sebagau berikut.
Umumnya, benih yang langsung ditanam di lahan akan memiliki pertumbuhan yang tidak merata. Akibatnya, bisa menyulitkan proses seleksi dan penyulaman. Di sisi lain, hasil penyulaman juga tidak seragam karena adanya selisih waktu tanam. Buntutnya, upaya pemeliharaan menjadi sulit karena umur tanaman tidak seragam.
Benih yang disemaikan terlebih dahulu akan memiliki pertumbuhan yang lebih terjamin, sebab dalam proses penyemaian, benih mendapat perlakuan yang lebih intensif sejak awal pertumbuhanya hingga dipindahkan untuk di tanam di lahan.
Dengan di semaikan terlebih dahulu, memudahkan dalam seleksi bibit, sehingga hanya bibit yang tumbuh baik yang di tanam di lahan. Selain itu, benih atau bibit tanaman dapat terlindungi dari pengaruh cuaca dan lingkungan yang kurang sesuai bagi awal pertumbuhanya.
Berdasarkan tempat persemaianya, penyemaian benih tomat dibedakan menjadi tiga jenis.
1.PERSEMAIAN DI LAPANG ATAU TANAH BEDENG
Persemaian benih di lapang atau tanah bedeng dilakukan sebagai berikut.
Siapkan lahan dengan panjang 200 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 15-20 cm., tergantung pada kondisi lahan. Gempurkan lahan dengan mencangkul atau membajaknya. Lalu, digaru dengan kedalaman 20-30 cm.
Berikan pupuk kandang yang sudah di sterilisasi ke lahan secara merata. Untuk lahan berukuran 1 x 2 meter, misalnya, pupuk andang yang diberikan 10-20 kg. Perbandingan antara tanah dan pupuk kandang yang biasa digunakan adalah 1:3 atau 1:4.
Setelah itu, tanah dibuat bedengan secara membujur dari utara ke selatan. Panjang bedengan sekitar 3 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 30 cm.jika lahan sering tergenang air, bedengan bisa dibuat lebih tinggi. Agar terhindar dari longsor, setiap tepi bedengan diberi pembatas dari bambu atau papan.
Buatlah naungan di atas bedengan guna menghindari cahaya matahari yang terlalu terik dan air hujan. Naungan dibuat tidak permanen, sehingga mudah dibuka ketika bibit membutuhkan cahaya dalam jumlah banyak. Naungan bisa di buat dari daun pakis, daun kelapa, atau plastik. Naungan dipasang miring dengan ketinggian sebelah timur sekitar 100 cm dan sebelah barat sekitar 75 cm. Dengan posisi miring cahaya matahari pagi bisa masuk sebanyak-banyaknya dan cahaya matahari sore yang masuk hanya sedikit.
Bedengan disemprot dengan insektisida dan fungisida seperlunya.
Benih ditanam dengan tanah ecara tipis. Satu lubang sebaiknya diisi satu atau dua biji saja.
2.PERSEMAIAN DI KOTAK SEMAI
Persemaian benih di kotak semai sebagai berikut.
Kotak semai terbuat dari kayu dengan panjang 50-60 cm, lebar 30-40 cm, dan tinggi 25-30 cm. selain kayu, kotak juga bisa dibuat dari plastik atau semen dengan ukuran yang sama.
Kotak tersebut harus diberi lubang dengandimeter 0,5 cm, sehingga air siraman tidak menggenang. Setelah itu, kotak diisi dengan tanh yang telah icampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 atau 1:2.
Benih ditanam dengan jarak antarbaris 5 cm kedalaman 0,5-1 cm, dan ditutup tanah halus. Bibit yang telah tumbuh 7-10 hari bisa dipindahkan kedalam polibag atau ke dalam pot-pot untuk disemaikan hingga mencapai ukuran tertentu.
3. PERSEMAIAN DI POLIBAG
Persemaian benih di polibag merupakan upaya paling ideal dalam mendukung budi daya tomat sistem mulsa plastik. Cara persemaian benih ndi polibag dilakukan sebagai berikut ini.
Siapkan campuran media yang terdiri dari pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:3 atau 1:4 untuk menghindari penyakit rebah batang dan penyakit lain di persemaian, tambahkan anfus yang mengandung glucadium dan tricoderma yang merupakan organisme pembunuh alami patogen. Anfus merupakan salah satu merek dagang yang dijual bebas di toko-toko pertanian. Setiap 1 kubik campuran tanah dan pupuk kandang tambahkan 1 kg anfus. Selain itu, campuran tersebut diperam selama 3-4 minggu agar terjadi fermentasi atau pembusukan.
Siapkan bedengan persemaian dengan lebar 1-1,2 meter dan panjang 12 meter. Beri jarak 60-70 cm untuk setiap bedengan, sehingga mempermudah perawatan benih, seperti penyiraman ataupun pencabutan gulma. Biasanya setiap 1 m² mampu ditempati 500 bibit tomat dalam polibag.− Siapkan polibag dengan ukuran 7x10 cm.
Masukan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polibag, lalu tanam benih dengan kedalaman 0,5 cm ke setiap polibag, satu polibag satu benih. Setelah itu, tutup polibag dengan rapat menggunakan karung, sehingga sinar matahari tidak bisa masuk secara langsung. Cara ini juga mampu memperceapat proses perkecambahan.
Setelah bibit berkecambah, yakni sekitar 3-4 hari, karung dibuka dan diganti dengan naungan plastik bening yang tidak bersifat permanen. Naungan ini akan mencegah benih dari kerusakan akibat terpaan air hujan atau sinar matahari yang berlebihan. Namun demikian, ketika akan dilakukan penyiraman, naungan bisa dibuka kembali.
Setelah benih mulai tumbuh menjadi tanaman atau sekitar satu minggu, fungsi naungan bisa dihilangkan secara bertahap. Mula-mula, naungan dibuka dari pukul 06:00 pagi hingga 09:00 pagi. Selanjutnya, naungan dibuka sejak pukul 06:00 hingga pukul 12:00 siang hari. Demikian seterusnya hingga fungsi naungan tidak diperlukan lagi.
Setelah 2-3 minggu, bibit yang dada siap diseleksi. Bibit yang dipilih memiliki penampakan yang baik, seperti pertumbuhan bibit normal, batang besar, dan sehat. Bibit dengan kondisi tidak normal, seperti kerdil atau terkena penyakit, tidak di ikutkan untuk ditanam di lahan.
c. PERAWATAN BIBIT
perawatan dan pemeliharaan bibit perlu dilakukan denagn intensif dimulai dari awal pertumbuhanya, seperti penyiraman dan penyiangan gulma. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore hari. Alat yang digunakan adalah gembor dengan lubang-lubang halus di mulutnya, sehingga tidak merusak benih tanaman yang baru tumbuh. Penyiangan gulma bisa dilakukan sewaktu-waktu dengan melihat ada tidaknya gulma di sekitar tanaman. Penyiangan bisa dilakukan secara manual atau langsung dicabut tnapa peralatan. Penyiangan mutlak dilakukan karna gulma bisa mengganggu penyerapan unsur hara oleh bibit tanaman.
Setelah 7-10 hari, naungan atau atap persemaian perlu dibuka, sehingga bibit mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Pembukaan atap dilakukan dua kali dalam sehari. Jika hujan terus menerus berlangsung, atap harus selalu ditutup.
Umumnya, pemupukan yang dilakukan hanya berupa pupuk daun, karena media persemaian biasanya telah diberi pupuk dasar. Jenis pupuk daun yang bisa diberikan bermacam-macam, seperti gandasil D atau growmore. Pupuk ini cukup diberikan sekali, yakni ketika bibit berumur 10 hari di tempat persemaian. Bagi bibit semaian yang belum mendapatkan pupuk dasar, bisa diberikan pupuk NPK secukupnya sebagai pupuk susulan. Pupuk NPK daberikan dengan melarutkanya ke dalam air, lalu disiram bersmaan dengan penyiraman.
Pengendalian hama dilakukan secara manual, sebab ukuran bibit masih terlalu kecil, sehingga rentan terhadap pemberian pestisida. Namun demikian, untuk serangan hama yang sudah melebihi batas toleransi, penyemprotan pestisida, seperti insektisida atau fungisida, dengan dosis separuh dari yang di anjurkan tetap bisa dilakukan. Biasanya, hama yang menyerang bibit adalah semut dan cacing tanah. Sedangkan penyakit yang sering menyerang berasal dari golongan jamur. Pestisida yang bisa digunakan untuk penyakit tersebut adalah furadan 3G, dithane hostathian, atau antracol.
d. PENANAMAN
Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit hasil persemaian ke lahan pertanaman. Proses penanaman meliputi tahapan sebagai berikut ini.
1. PEMILIHAN BIBIT
bibityang siap dipindahkan ke lahan pertanaman telah berumur 2-3 minggu dengan tinggi 12-15 cm. Bibit harus sehat yang dicirikan dengan penampakan yang prima, seperti pertumbuhan normal, batang besar, dan terlihat segar. Pemilihan bibit yang salah, dipilih bibit yang kerdil, memnyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya terhambat. Sebab, pertumbuhan bibit tidak akan sempurna dan gampang terkena penyakit.
2. PENANAMAN
Bibit yang dipilih siap ditanam di lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Penanaman bisa dilakukan dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut ini.
Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari. Hindarkan penanaman pada siang hari, sebab membuat bibit layu.
Bibit yang bersal dari polibag ditanam dengan terlebih dahulu membuka polibag. Usahakan tanahnya tidak pecah atau rusak, sehingga perakaran tidak terganggu. Bibit ditanam sebatas leher tanaman, jangan sampai mengikutkan batangnya, sehingga tanaman terhindar dari busuk.
Usahakan bibit yang baru ditanam tidak menyentuh mulsa plastik, sehingga bibit tidak terbakar panasnya plastik. Hindari juga rongga di sekitar lubang tanam, sehingga bibit tidak mati karena akarnya kepanasan.setelah penanaman, lakukan penyiraman.