Latar Belakang
Buah yang akan dipanen atau diambil dari pohonnya baik sebagian maupun keseluruhan memiliki indikator yang dapat dipakai untuk menentukan waktu yang tepat untuk dilakukan pemanenan. Indikator/penanda yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis, komputasi. Kematangan buah secara fisiologis merupakan hal yang penting diperhatikan saat pemanenan.
Buah yang telah melalui masa panennya, bukan berarti buah itu telah mati, akan tetapi buah tersebut masih hidup, hal itu ditunjukan oleh salah satu cirinya, yaitu tetap melakukan respirasi. Klasifikasi buah dalam dua kategori, berdasarkan laju respirasi sebelum pemasakan, yaitu klimaterik dan non-klimaterik. Buah klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukan adanya kenaikan laju respirasi.
Proses pematangan menggunakan senyawa etilen yang merupakan salah satu senyawa mudah menguap (votatile) yang dikeluarkan oleh buah-buahan dan sayuran. Di samping efek yang menyolok terhadap perombakan pigmen khlorofil, etilen mempunyai efek juga terhadap jalannya respirasi, terutama bagi buah-buahan klimakterik termasuk pisang. Pengaplikasian senyawa etilen pada buah memiliki keuntungan dalam mempercepat pemasakan dan meminimalisir kerusakan akibat kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi ataupun kerusakan akibat gangguan organisme pengganggu tanaman pascapanen. Karena mudah mendapatkan senyawa etilen ini dan keuntungan yang akan didapat, orang-orang lebih memilih menggunakan karbit daripada menunggu buah matang secara alami.
(Pustaka Referensi Pertanian Terlengkap - http://referensipertanian.blogspot.com/)
Tinjauan Pustaka
Setiap buah ketika dipanen masih aktif melakukan proses metabolisme termasuk respirasi didalamnya ditandai dengan adanya kenaikan temperatur dan timbulnya uap air di sekitar buah. Respirasi merupakan faktor biologis yang me-nyebabkan terjadinya perpindahan kalor pada bahan. Sebagian buah dan sayuran setelah pemanenan mempunyai laju res-pirasi tinggi dan kemudian menurun selang beberapa hari. Menurut Winarno dalam Johanes, respirasi akan terus berlangsung sampai bahan menjadi mati dan kemudian membusuk (Johanes 2013).
Budidaya di Chili terutama terbatas pada cv tersebut. Golden Nugget, yang menghasilkan buah yang oval kuning-oranye di kulit dan daging, dengan berat rata-rata 54 g dan diameter rata-rata 45 mm. Tingkat rusaknya buah apapun dan yang manajemen pascapanen sangat terkait. Umumnya rusaknya sebanding dengan perilaku pernapasan, yang berarti buah yang dapat diklasifikasikan dalam hal aspek ini dan produksi etilen, baik sebagai klimakterik atau non climacteric (Unduraga et al. 2011).
Pengaruh hambatan Ca terhadap pematangan buah mangga diduga terjadi melalui pengaruhnya terhadap laju respirasi dan produksi etilen (C2H4) buah. Laju respirasi mangga arumanis selama penyimpanan pada suhu ruang memperlihatkan pola respirasi klimakterik, menunjukkan bahwa proses pematangan buah sedang berlangsung. puncak respirasi tidak selalu bersamaan dengan pematangan optimum (Sari et al. 2004).
Buah yang termasuk jenis klimak dapat dipanen ketika masih dalam kondisi matang tetapi belum mulai masak. Buah golongan ini dapat juga dipacu pemasakannya secara buatan, selain dapat berjalan secara alami. Awal pemasakan buah diikuti dengan laju respirasi yang cepat, yang disebut klimak respirasi. Setelah pemasakan, laju respirasi akan lambat karena buah mencapai tingkat masak, dan buah siap dikonsumsi (Soesanto 2006).
Pengeraman menggunakan karbit dimana buah disusun dalam satu wadah, masih dalam bentuk tandan ataupun sudah disisir. Pada setiap pojok/sudut wadah, diberi karbit yang telah dibungkus dengan kertas. Selanjutnya buah pisang ditutup dengan plastik atau karng goni selama 2 hari. Setelah itu, tutup dibuka dan buah diangin-anginkan. Dengan cara ini buah pisang akan matang secara serampak selama 2-3hari. Untuk memeram 1 ton pisang, cukup diberi 1 kg karbit (Cahyono 2009).
(Pustaka Referensi Pertanian Terlengkap - http://referensipertanian.blogspot.com/)
Daftar Pustaka
Cahyono Bambang, 2009. Pisang. Yogyakarta : Kanisius
Johanes Susanto, 2012. Kajian Eksperimental Terhadap Konduktivitas dan Difusivitas Termal Buah Semangka. Jurnal Teknologi Technoscientia vol 5 No. 1.
Rahayu Lisa, 2013. Proses Degreening. http://lisarahayu.blogspot.com. Diakses 3 November 2013.
Sari Fardiana Eka, Sri Trisnowati dan Suyadi Mitrowihardjo, 2004. Pengaruh Kadar CaCl2 dan lama Perendaman Terhadap Umur Simpan dan Pematangan Buah Mangga Arumanis. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1, 2004 : 42-50
Soesanto Loekas, 2006. Penyakit Pascapanen. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Undurraga, Pedro L, José A. Olaeta C.1, dan Cristian Cancino1. 2011. Ethylene Enzimatic and Respiratory Pattern Evolution In Loquat (Eriobotrya japonica (Thunb.) Lindl.) CV. Golden Nugget In The Last Four Sequential Stages of Maturation. Chilean Journal of Agricultural Research 71 (4).
(Pustaka Referensi Pertanian Terlengkap - http://referensipertanian.blogspot.com/)