Latar Belakang Penanganan Pasca Panen Sayuran
Sayuran merupakan komoditas yang memiliki jenis yang beragam baik itu berdasarkan bentuk maupun warnanya. Sayuran memiliki kandungan yang banyak dan baik untuk kesehatan manusia. Oleh karena itu sayuran banyak dicari dan dibutuhkan untuk melengkapi gizi tiap manusia dalam makanaanya.
Akan tetapi sayuran memiliki kekurangan dalam mempertahankan bentuk dan mutu sayuran. Hal itu dikarenakan sayuran memiliki karakteristik yang mudah rusak, transpirasi yang terjadi juga besar, hingga sayuran tidak bertahan lama dalam penyimpanan. Selain itu hal yang menyebabkan sayuran mudah mengalami kerusakan dan pembusukan adalah adanya kadar air yang tinggi pada sayuran yang menjadikan transpirasi yang tinggi pula.
Pasca penen merupakan hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir kerusakan dan kebusukan yang akan terjadi dengan mennjadikan sayuran mampu mempertahankan mutunya sampai ditangan konsumen. Mutu yang dimaksud dapat berupa umur simpan yang lebih lama hingga saat konsumem membeli sayur masih dalam keadaan bermutu baik dan tidak mengalami kerusakan baik secara fisik maupun fisiologis. Oleh karena itu, diperlukannya pengetahuan tentang penanganan pasca panen sayuran yang akan menentukan mutu sayuran kedepannya setelah pemanenan.
(Pustaka Referensi Pertanian Terlengkap - http://referensipertanian.blogspot.com/)
Tinjauan Pustaka Penanganan Pasca Panen Sayuran
Dibandingkan dengan jenis sayuran yang lain, sayuran daun memiliki daya simpan yang relatif pendek. Pada suhu kamar, penyimpanan lebih dari 1 hari menjadikan sayuran daun tampak layu dan kuning. Berikut tips menyimpan sayuran daun dalam almari es agar lebih awet: Mencuci sebelum disimpan, Membuang bagian yang busuk dan berpenyakit, Memotong sayuran, Memasukan dalam wadah berlubang. Wadah yang digunakan bisa dari plastik yang berlubang atau wadah lain yang memungkinkan aerasi udara selama penyimpanan. Sayuran, walaupun sudah dipanen/ terlepas dari pohonnya, masih mengalami pernafasan selama penyimpanan. Dengan wadah berlubang memungkinkan sayuran masih bisa bernafas, dan CO2 bisa dikeluarkan lewat lubang yang ada. Penyimpanan sayuran dalam wadah tertutup rapat, akan menjadikan kondisi panas karena produksi CO2, sehingga sayuran cepat busuk. Sebaliknya penyimpanan tidak dalam wadah / plastik, atau dibiarkan terbuka menjadikan sayuran banyak kehilangan air sehingga cepat layu (Anonim 2013).
Caisim adalah jenis sayuran daun yang gampang rusak, tanpa penanganan yang baik berupa pengemasan, proses pendinginan serta transportasi yang memadai maka sayuran ini akan cepat mengalami kemunduran mutu dan akhimya rusak. Modified Atmosfer Packaging merupakan prosedur tambahan yang diberikan pada produk untuk mengoptimalkan perlakuan suhu. Dalam pengendalian dan modifikasi gas dalam atmosfer yang memadi obyek perubahan adalah penurunan gas oksigen dan peningkatan gas karbondioksida dan kondisi normal. Kondisi ini bertujuan untuk menurunkan laju respirasi yang tentunya juga berpengaruh terhadap proses pemasakan dan pelayuan. Perlakuan Pengemasan (modified atmosfer packaging) berpengaruh nyata terhadap kadar air, susut bobot, tingkat kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan, tetapi tidak berpehgaruh terhadap warna caisim selama penyimpanan. Perlakuan pengemasan dengan plastik polyethilene tanpa lubang dapat mempertahankart mutu fisik (warna, tingkat kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan) caisim lebih dari 4 hari (Nocianitri et.al 2008).
Genus Brassica yang mencakup beberapa tanaman dan spesies besar kepentingan ekonomi di seluruh dunia seperti Brassica oleracea L., Brassica napus L. dan Brassica rapa L. spesies yang sama dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan sesuai dengan bentuk yang berbeda atau jenis. Brassicaceae sayuran merupakan bagian penting dari diet manusia di seluruh dunia, yang dikonsumsi oleh orang di seluruh dunia dan dianggap tanaman pangan penting dalam China, Jepang, India, dan negara-negara Eropa. Spesies sayuran utama adalah B. oleracea, yang termasuk bentuk sayuran dan makanan ternak, seperti kangkung, kubis, brokoli, kubis Brussel, kembang kol dan lain; B. rapa termasuk bentuk sayuran, seperti lobak, sawi dan pak choi, bersama dengan hijauan dan biji minyak jenis, B. napus tanaman terutama digunakan seperti biji minyak (rapeseed) (Cartea et.al 2011).
Beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kemasan yaitu:
1. Tidak toksik, tidak ada bahan yang mengandung zat berbahaya untuk tubuh manusia.
2. Cocok dengan jenis sayur yang akan dikemas,
3. Menjamin sanitasi. Kemasan harus bersih, mengalami pembersihan dan penyucian misalnya.
4. Dapat mencegah pemalsuan
5. Desain menarik
6. Biaya rendah
7. Pengawetan dilakukan pada sayur. Setiap sayur berbeda, seperti dengan pengalengan, pengeringan yang akhirnya akan direhidrasi, pendinginan, dan pemberian garam (Tim Penulis PS, 2000).
Sawi dan Kangkung selepas panen dilakukan pembersihan pada daun, batang dan akar, setelah itu dilakukan sortasi untuk membedakan antara sawi dan Kangkung bermutu baik dan bermutu kurang baik. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan karakteristik fisik sayur. Pengemasan dilakukan dengan hati-hati, dapat dilakukan dengan pengemasan dengan plastik, atau dengan keranjang sayur serta seperti pada pemasaran sayur di supermarket yang hanya diikat dengan tali atau plastik. Akan tetapi hal itu dapat memperbesar gesekan hingga membuat sayuran mudah rusak (Haryanto et.al 2007).
(Pustaka Referensi Pertanian Terlengkap - http://referensipertanian.blogspot.com/)
Daftar Pustaka Penanganan Pasca Panen Sayuran
Anonim. 2013. Cara Menyimpan Sayuran Agar Lebih Awet. http://www.bimandiri.info/. Diakses 10 November 2013.
Nocianitri, Komang Ayu Puja, dan Ida Ayu Rina Pratiwi. 2008. Pengaruh Modified Atmosfer Packaging Dengan Plastik Polyethylene (PE) Terperforasi Terhadap Mutu Fisik Caisim (Brassica Juncea) Selama Penyimpanan Pada Suhu Dingin. Skripsi. Institusi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana.
Cartea María Elena, Marta Francisco, Pilar Soengas and Pablo Velasco. 2011 Phenolic Compounds in Brassica Vegetables. Molecules 2011, 16, 251-280
Tim Penulis PS. 2000. Agribisnis Tanaman Sayur. Depok : Penebar Swadaya
Haryanto, Eko, Tina Suhartono, Estu Rahayu dan Hendro Sunarjono. 2007. Sawi dan Kangkung. Depok : Penebar Swadaya.
(Pustaka Referensi Pertanian Terlengkap - http://referensipertanian.blogspot.com/)